Selamat membaca agan-agan, saya mau sharing cukup panjang tentang perjalan saya ke Labuan Bajo.
Yeay, perjalanan kali ini adalah pengalaman kali pertama saya menginjakan kaki di Indonesia Timur.
Yeay, perjalanan kali ini adalah pengalaman kali pertama saya menginjakan kaki di Indonesia Timur.
Kata orang sih, tak kenal maka tak sayang, sepertinya peribahasa itu benar, dan tepat untuk cerita saya.
Awalnya saya gak tahu dimana dan seperti apa itu Labuan Bajo.
Loh kalau begitu, apa yang membuat saya begitu tertarik dan bahkan 'nekat' menginjakan kaki di kota kecil di Flores - NTT ini? Penasaran? Ayuk, nyimak, ah nyimak...
Tepat
bulan September 2016, saya bertekad di tahun 2017 saya harus pergi ke
Indonesia Timur, entah sama siapa, gimana, apa pun caranya, pokoke
cusssss.... Yaaap, I choose Labuan Bajo.
Saya
begitu excited dan sebelum saya membeli tiket, karena saya adalah tipe
orang yang rinci, gak bisa fleksibel dan banyak kuatirnya (HAHAHA..),
saya mulai mencari tahu, seperti apa itu Labuan Bajo, apa yang bisa saya
lakukan di sana, bagaimana penduduk lokalnya, transportasi apa yang
akan saya gunakan nanti, bagaimana caranya untuk sampai di Pulau Padar
yang nan indah bak syurgaaa itu. Eaaa begitu banyak pertanyaan yang
terbesit dalam benak saya. Petualangan saya dimulai dengan banyak
membaca blog, dan ngintip-ngintip Instagram orang. Berjibaku, jungkir
balik, keluar masuk, bertanya-tanya teman-teman yang pernah main
kesana, sudah tak jabanin. Dan kesimpulan akhir dari semua pertanyaan
saya di atas ialah adalah yaitu..... yaelah.. IKUT TRIP (HARUS SAILING!)
Okey,
9 Des 2016, saya mulai booking tiket tujuan PLM - DPS (22 Mar),
DPS - LBJ (25 Mar), dan LBJ - PLM (29 Mar). Yap, sambil menyelam minum
air, betul sekali.... sebelum saya ngetrip ke Labuan Bajo, saya numpang 'main air' di Pulau Dewata - Bali (mungkin nanti saya juga akan tulis
blognya).
Setelah
masalah tiket selesai dan beres, saya mulai mencari trip planner yang
menawarkan trip semurah mungkin sesuai dengan kondisi kantong yang
sudah kering beli tiket PP. Hahaha, harap maklum dan sedikit curhat,
maklum kantong pegawai yang tiap akhir bulan suka teriak-teriak. Dan akhirnya ku menemukanmu, elleh.. Ya, akhirnya aku menemukan orang yang
menawarkan trip 3D 2N ke Pulau Komodo, dkk dengan harga yang cukup murah
dan terjangkau dengan fasilitas di atas rata-rata trip pada umumnya.
Ya, karena ini orang melayani tripnya by request, awalnya saat
berkomunikasi cincai-cincai aja, tapi lama kelamaan ini orang nyebelin
banget, di tanya rincian-nya gimana, terus bakalan kemana aja, dia cuma jawab:
'gampanglah, itu bisa di atur.' Lama-lama gerem juga sama ini orang, ditanya gitu, dijawabnya juga begitu terus. Ya sudah saya belajar pasrah dan percaya
sepenuhnya kali ini, dengan harapan ini orang gak ngetok harga tinggi
buat saya.
Gayung bersambut, tepat bulan Februari, ada seorang teman saya juga tertarik bergabung bersama saya untuk trip kali ini, sebut saja Fifi. Saya sudah follow up dia jauh-jauh hari sebelumnya, namun apa daya selama 2 bulan itu saya terombang-ambing nunggu keputusan dia, apakah cutinya di acc atau tidak. Taraaaa.. Akhir Februari saya mendapatkan kabar baik darinya. Cutinya keluar, dan dia memutuskan untuk bergabung. Dan pada akhirnya saya tidak jadi melancong sendiri, saya punya temen buat diajak sharing. Saya tambah excited dan coba untuk follow up lagi ke orang yang bakalan melayani tripnya, dengan harapan dia bakalan kasih rinciannya. Apa mau dikata, ini orang bener-bener nyebelin dan tetap sama aja jawabannya. Dari A ke B, B ke C, saya jadi bingung dan emosi, akhirnya saya memutuskan untuk tidak pakai dia. Terjadi drama singkat setelah keputusan ini, kalau diceritakan nanti gak kelar-kelar ceritanya. Intinya, kami balik lagi ikut tripnya si om Bon. Ya sudah, memang dasar orangnya gila, mau diladeni capek sendiri (HAHAHA.. maaf om Bon). Dengan perasaan kesal, emosi, marah, saya coba untuk mengalah demi kepentingan bersama. Oh iya, kami ketambahan 5 orang, 2 asal Jakarta, 3 orang lagi asal Kupang. So, kami jadi bertujuh. Ya demi kepentingan khalayak ramai, saya ikutin aja apa maunya si om Bon, dan jadi rada-rada kuatir juga sama 'gila'nya ini orang. HAHAHA..
Akhirnya, hari itu pun datang, setelah puas main air di Bali, kami terbang juga ke Labuan Bajo. Pesawat kami tiba di bandara Komodo sekitar pukul 15.00.
Ternyata kami telah ditunggu oleh seorang gadis Kupang yang akan menghabiskan malam itu bersama kami. Sebut saja sahabat kami itu, Elsa. HAHA..
Setelah selesai proses rindu-rinduannya kelar, kami langsung cusss.... ke penginepan. Kami membooking 1 kamar di Sylvia Hotel and Resort dengan harapan, setelah sampai di sana kami bisa menikmati fasilitas resort yang cukup waahh.. dengan pemandangan laut dan bukit. Ya, harapan tinggal harapan, ada sedikit hal yang kami harus selesaikan, pada kenyataannya kami sampai di sana sudah hampir malam. Anggan bermain kano di sore hari, menikmati sunset, akhirnya batal. Dan tidak puas dengan keadaan demikian, kami akhirnya membenamkan diri di poll pada waktu malam. (Saya yang gak bisa berenang pun, ikut nyemplung aja dah, demi kesenangan bersama)
Capek? iya... Bukannya tidur kami malah menghabiskan malam dengan kongkow sampai tengah malam. Setelah banyak ngobrol, akhirnya kami pules dewek, ntah jam berapa tidurnya. Oh ya, besokan harinya, kami harus sampai ke meeting point untuk sailing sekitar pukul 8.
Day 1 - 26 Maret 2017
Pagi itu, perasaan senang, kuatir bercampur jadi satu. Saya bersyukur selama di Bali saya dipertemukan dengan seorang teman yang nyatanya juga seorang guide. Di masa kegalauan itu, elleh.. maksudnya... di masa kekuatiran saya itu, dia membantu, menguatkan dan sedikit mengurangi kekuatiran saya. Specially to you, thank you for your help, Hehehe.
Pukul 05.00, saya sudah bangun, siap2 mandi, dan siap untuk muter keliling resort. Saya bangunkan kedua temanku yang masih pules tidur, belum mandi, belum sikat gigi, dan mereka mau, ku ajak keliling (ya iyalah, impian yang tertunda). Namun, karena keterbatasan waktu, kami sampai lupa bahwa jam 7 kami sudah harus berangkat dan check out. Tapi, Elsa, Fifi belum mandi oi, masih celemekan, HAHAHA.. kami memutuskan untuk pergi sendiri tidak menggunakan transportasi yang disediakan (FYI, dari Resort ke Pelabuan itu cukup jauh, transportasi di Labuan Bajo juga sulit, so.. kami harus membayar 200rb untuk sewa mobil yang notabenenya hanya kami pakai gak sampai 30 menit). Cekidottt... Mau ga mau, kita harus keluarkan biaya lebih untuk kelalaian ini.
Pukul 09.00 (ngaret dari jadwal yang harusnya) kami tiba di Pelabuan, bertemu dengan si om Bon 'guide tergila sepanjang abad jagat raya', dan sambil menunggu teman yang menginap di tempat yang berbeda.
Pukul 09.30 kami mulai memasukan barang yang kami bawa ke boat dan tepat pk. 10.00, boat mulai bergerak meninggalkan pelabuhan. Eaa~ hari senang riang, tapi tetep aja ngeri sedep sama om Bon.
Tujuan pertama kami ialah Pulau Kanawa. Aktivitas yang bisa dilakukan di Pulau Kanawa ialah snorkling, berhubung teman di trip kali ini ga gitu suka main air, kami cuma foto-foto cantik aja. HAHA. Sebetulnya saya sangat ingin turun melihat keindahan laut di Indonesia Timur ini, tapi maafkan karena saya tidak bisa ngapung di atas air, saya ga berani.
Setelah puas foto-foto di Kanawa, kami ngotot melanjutkan perjalan ke Pulau Sembilan yang katanya hancur di terjang ombak. Betul saja, sesampainya kami disana, kondisi karang yang membentuk pulau ini seperti angka sembilan sudah hancur, dan menyisakan lubang kecil saja. Kalau saja Pulau ini masih baik, kita bisa melihat populasi ubur-ubur di Pulau ini.
Kami bergerak meninggalkan Pulau Sembilan, menuju ke Gili Lawa. Rencananya kami akan trekking ke atas untuk melihat sunset dan malamnya kapal kami akan bersandar disana. Badaaaiiii.... sepanjang perjalanan ke Gili Lawa, laut bergelora, hujan deras mengiring perjalanan kami. Sesampai di Gili Lawa pun, hujan tetap terus turun hingga malam. Dan kami mengurungkan niat kami untuk trekking melihat sunset (ya, mau gimana, kondisinya juga gak memungkinkan kami untuk turun. FYI, pada cuaca yang ektrem itu, kami mendapat kabar bahwa di Pulau Padar ada kapal yang tenggelam, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu). Akhirnya, kami menghabiskan malam dengan bercerita, dan pada saat itulah suasana dan keteganganku sama om Bon mulai mencair. Ternyata, eh ternyata emang orangnya 'gila'. HAHA.. Setelah capek, kami semua beristirahat untuk bangun jam 5, dan trekking Gili Lawa.
Day 2 - 27 Maret 2017
05.00, melek mata, belom sikat gigi, belom mandi seharian, kami langsung siap2 untuk trekking ke Gili Lawa. Cuaca sangat baik dan tidak hujan. Perjalanan untuk sampai ke puncak cukup membuat beberapa teman kelelahan dan rehat sejenak. Karena saya begitu suka tantangan dan hal yang menguji adrenalin, saya sangat menyukai dan semakin tertantang untuk sampai di puncak. Sesampai di puncak, ternyata sudah banyak manusia yang menunggu sang surya terbit. Ini tempat cakepsssss, jatuh cinta pada kesan pertama setelah menginjakkan kaki di sini.
Setelah puas menikmati view di tempat ini, boat kami pun mulai meninggalkan dan melanjutkan perjalanan kami ke Pulau Gusung. Ombak begitu deras, arus di bawa Pulau ini juga tidak memungkinkan kita untuk snorkling. Di Pulau ini, kami hanya turun menikmati Pantai di tengah laut dan tak lupa sesi foto =D
Mantan Point, eh Manta Point. Tidak ada yang bisa saya bagikan ditempat ini, kami hanya melihat Manta saja dari atas boat. Namun kami sedikit beruntung, tadinya kami ingin melihat ubur-ubur di Pulau Sembilan yang sudah punah, dapat kami temukan disini.
Puas ngeliat Mantan, Manta dan bermain sama ubur-ubur, kami pun beranjak ke Pink Beach. Yap, Pantai yang berpasir pink. Aktivitas yang bisa dilakukan disini ialah snorkling, berhubung temen yang ngetrip ga suka main air, ya kita main basah-basahan dipinggiran pantai aja lah, untuk menghibur diri.
Tujuan kami berikutnya ialah Pulau Komodo. Kata orang sih lebih baik kita melihat Komodo di Pulau Rinca ketimbang di Pulau Komodo. Mengapa? Ya, Populasi Komodo di Pulau Komodo jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Pulau Rinca. Betul saja, setelah kami berkeliling cukup jauh, kami tidak menemukan seekor Komodo pun berkeliling di area hutan bebas. Kami hanya menemukan si Komodo di bawah dapur saja.
Setelah capek, memutari Pulau Komodo, boat kami pun menuju ke Pulau Kalong. Dengan harapan bakalan ngelihat kalong berterbangan di senja hari, tapi pada hari itu, satupun tak terlihat mata. Namun suasana membenamkanku, saat Sang Surya kembali keperaduannya di antara bukit dan air. Dan kami menghabiskan malam kami di Pulau ini, sambil bermain kartu dan tertawa terbahak-bahak (sedihhh... karena malam itu adalah malam terakhir kami bersama).
Day 3 - 28 Maret 2017
Pk. 05.00, boat kami pun mulai bergerak menuju Pulau Padar. Perjalanan kami cukup jauh. Namun, pemandangan di Indonesia Timur ini, tak pernah membuat bosan atau terasa jenuh berada di boat. Saya tidak ingat secara persis kami sampai di Padar pukul berapa. Ketika sampai, saya langsung semangat untuk turun dan memulai trekking kecil untuk sampai di atas. Perjalanan cukup panjang, berbatu dan berpasir (so, hati-hati kalau mau turun, bisa tergelincir).
Ya, sampailah kami di destinasi terakhir kami - Pulau Kelor. Pulau ini kelihatannya biasa-biasa aja, ada Pantai (bisa snorkling), dan juga ada bukit kecil yang bisa di daki untuk melihat keindahan pulau ini dari atas. Berhubung ini destinasi terakhir, dan semangatku belum padam, saya bersama ABK mencoba untuk naik ke atas Pulau ini. Dann... tidak pernah ku sesali, capek-capek naik ke atas.
Aku bersyukur, aku orang Indonesia yang begitu kaya. Dan kalau ada kesempatan aku akan kembali lagi untuk menikmati. Eaaa, aku berharap bakalan bisa trip dengan dia. Eaaa, dia yang menyayangiku, dan alam Indonesiaku. HAHAHA.. Oh ya, untuk makanan selama trip disediakan oleh trip penyelenggara. Dan kokinya itu pria uey, masakan mereka mantap-mantap. Saya menghabiskan makanan masakan mereka dengan begitu lahap dan bahkan bisa nambah. Perut kenyang hatipun senang. Untuk rincian biaya yang saya keluarkan selama trip 22 - 29 Maret (Bali - LBJ) akan saya share ditulisan saya berikutnya. Terima kasih sudah mau membaca.
Foto korban penganiayaan selama di Bali dan Labuan Bajo.
*Foto-foto di atas diambil melalui kamera smartphone dan tidak di edit lagi.
Gayung bersambut, tepat bulan Februari, ada seorang teman saya juga tertarik bergabung bersama saya untuk trip kali ini, sebut saja Fifi. Saya sudah follow up dia jauh-jauh hari sebelumnya, namun apa daya selama 2 bulan itu saya terombang-ambing nunggu keputusan dia, apakah cutinya di acc atau tidak. Taraaaa.. Akhir Februari saya mendapatkan kabar baik darinya. Cutinya keluar, dan dia memutuskan untuk bergabung. Dan pada akhirnya saya tidak jadi melancong sendiri, saya punya temen buat diajak sharing. Saya tambah excited dan coba untuk follow up lagi ke orang yang bakalan melayani tripnya, dengan harapan dia bakalan kasih rinciannya. Apa mau dikata, ini orang bener-bener nyebelin dan tetap sama aja jawabannya. Dari A ke B, B ke C, saya jadi bingung dan emosi, akhirnya saya memutuskan untuk tidak pakai dia. Terjadi drama singkat setelah keputusan ini, kalau diceritakan nanti gak kelar-kelar ceritanya. Intinya, kami balik lagi ikut tripnya si om Bon. Ya sudah, memang dasar orangnya gila, mau diladeni capek sendiri (HAHAHA.. maaf om Bon). Dengan perasaan kesal, emosi, marah, saya coba untuk mengalah demi kepentingan bersama. Oh iya, kami ketambahan 5 orang, 2 asal Jakarta, 3 orang lagi asal Kupang. So, kami jadi bertujuh. Ya demi kepentingan khalayak ramai, saya ikutin aja apa maunya si om Bon, dan jadi rada-rada kuatir juga sama 'gila'nya ini orang. HAHAHA..
Akhirnya, hari itu pun datang, setelah puas main air di Bali, kami terbang juga ke Labuan Bajo. Pesawat kami tiba di bandara Komodo sekitar pukul 15.00.
Ternyata kami telah ditunggu oleh seorang gadis Kupang yang akan menghabiskan malam itu bersama kami. Sebut saja sahabat kami itu, Elsa. HAHA..
Setelah selesai proses rindu-rinduannya kelar, kami langsung cusss.... ke penginepan. Kami membooking 1 kamar di Sylvia Hotel and Resort dengan harapan, setelah sampai di sana kami bisa menikmati fasilitas resort yang cukup waahh.. dengan pemandangan laut dan bukit. Ya, harapan tinggal harapan, ada sedikit hal yang kami harus selesaikan, pada kenyataannya kami sampai di sana sudah hampir malam. Anggan bermain kano di sore hari, menikmati sunset, akhirnya batal. Dan tidak puas dengan keadaan demikian, kami akhirnya membenamkan diri di poll pada waktu malam. (Saya yang gak bisa berenang pun, ikut nyemplung aja dah, demi kesenangan bersama)
Capek? iya... Bukannya tidur kami malah menghabiskan malam dengan kongkow sampai tengah malam. Setelah banyak ngobrol, akhirnya kami pules dewek, ntah jam berapa tidurnya. Oh ya, besokan harinya, kami harus sampai ke meeting point untuk sailing sekitar pukul 8.
Day 1 - 26 Maret 2017
Pagi itu, perasaan senang, kuatir bercampur jadi satu. Saya bersyukur selama di Bali saya dipertemukan dengan seorang teman yang nyatanya juga seorang guide. Di masa kegalauan itu, elleh.. maksudnya... di masa kekuatiran saya itu, dia membantu, menguatkan dan sedikit mengurangi kekuatiran saya. Specially to you, thank you for your help, Hehehe.
Pukul 05.00, saya sudah bangun, siap2 mandi, dan siap untuk muter keliling resort. Saya bangunkan kedua temanku yang masih pules tidur, belum mandi, belum sikat gigi, dan mereka mau, ku ajak keliling (ya iyalah, impian yang tertunda). Namun, karena keterbatasan waktu, kami sampai lupa bahwa jam 7 kami sudah harus berangkat dan check out. Tapi, Elsa, Fifi belum mandi oi, masih celemekan, HAHAHA.. kami memutuskan untuk pergi sendiri tidak menggunakan transportasi yang disediakan (FYI, dari Resort ke Pelabuan itu cukup jauh, transportasi di Labuan Bajo juga sulit, so.. kami harus membayar 200rb untuk sewa mobil yang notabenenya hanya kami pakai gak sampai 30 menit). Cekidottt... Mau ga mau, kita harus keluarkan biaya lebih untuk kelalaian ini.
Pukul 09.00 (ngaret dari jadwal yang harusnya) kami tiba di Pelabuan, bertemu dengan si om Bon 'guide tergila sepanjang abad jagat raya', dan sambil menunggu teman yang menginap di tempat yang berbeda.
Pukul 09.30 kami mulai memasukan barang yang kami bawa ke boat dan tepat pk. 10.00, boat mulai bergerak meninggalkan pelabuhan. Eaa~ hari senang riang, tapi tetep aja ngeri sedep sama om Bon.
Tujuan pertama kami ialah Pulau Kanawa. Aktivitas yang bisa dilakukan di Pulau Kanawa ialah snorkling, berhubung teman di trip kali ini ga gitu suka main air, kami cuma foto-foto cantik aja. HAHA. Sebetulnya saya sangat ingin turun melihat keindahan laut di Indonesia Timur ini, tapi maafkan karena saya tidak bisa ngapung di atas air, saya ga berani.
Setelah puas foto-foto di Kanawa, kami ngotot melanjutkan perjalan ke Pulau Sembilan yang katanya hancur di terjang ombak. Betul saja, sesampainya kami disana, kondisi karang yang membentuk pulau ini seperti angka sembilan sudah hancur, dan menyisakan lubang kecil saja. Kalau saja Pulau ini masih baik, kita bisa melihat populasi ubur-ubur di Pulau ini.
Kami bergerak meninggalkan Pulau Sembilan, menuju ke Gili Lawa. Rencananya kami akan trekking ke atas untuk melihat sunset dan malamnya kapal kami akan bersandar disana. Badaaaiiii.... sepanjang perjalanan ke Gili Lawa, laut bergelora, hujan deras mengiring perjalanan kami. Sesampai di Gili Lawa pun, hujan tetap terus turun hingga malam. Dan kami mengurungkan niat kami untuk trekking melihat sunset (ya, mau gimana, kondisinya juga gak memungkinkan kami untuk turun. FYI, pada cuaca yang ektrem itu, kami mendapat kabar bahwa di Pulau Padar ada kapal yang tenggelam, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu). Akhirnya, kami menghabiskan malam dengan bercerita, dan pada saat itulah suasana dan keteganganku sama om Bon mulai mencair. Ternyata, eh ternyata emang orangnya 'gila'. HAHA.. Setelah capek, kami semua beristirahat untuk bangun jam 5, dan trekking Gili Lawa.
Day 2 - 27 Maret 2017
05.00, melek mata, belom sikat gigi, belom mandi seharian, kami langsung siap2 untuk trekking ke Gili Lawa. Cuaca sangat baik dan tidak hujan. Perjalanan untuk sampai ke puncak cukup membuat beberapa teman kelelahan dan rehat sejenak. Karena saya begitu suka tantangan dan hal yang menguji adrenalin, saya sangat menyukai dan semakin tertantang untuk sampai di puncak. Sesampai di puncak, ternyata sudah banyak manusia yang menunggu sang surya terbit. Ini tempat cakepsssss, jatuh cinta pada kesan pertama setelah menginjakkan kaki di sini.
Setelah puas menikmati view di tempat ini, boat kami pun mulai meninggalkan dan melanjutkan perjalanan kami ke Pulau Gusung. Ombak begitu deras, arus di bawa Pulau ini juga tidak memungkinkan kita untuk snorkling. Di Pulau ini, kami hanya turun menikmati Pantai di tengah laut dan tak lupa sesi foto =D
Manta
Puas ngeliat Manta
Tujuan kami berikutnya ialah Pulau Komodo. Kata orang sih lebih baik kita melihat Komodo di Pulau Rinca ketimbang di Pulau Komodo. Mengapa? Ya, Populasi Komodo di Pulau Komodo jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Pulau Rinca. Betul saja, setelah kami berkeliling cukup jauh, kami tidak menemukan seekor Komodo pun berkeliling di area hutan bebas. Kami hanya menemukan si Komodo di bawah dapur saja.
Setelah capek, memutari Pulau Komodo, boat kami pun menuju ke Pulau Kalong. Dengan harapan bakalan ngelihat kalong berterbangan di senja hari, tapi pada hari itu, satupun tak terlihat mata. Namun suasana membenamkanku, saat Sang Surya kembali keperaduannya di antara bukit dan air. Dan kami menghabiskan malam kami di Pulau ini, sambil bermain kartu dan tertawa terbahak-bahak (sedihhh... karena malam itu adalah malam terakhir kami bersama).
Day 3 - 28 Maret 2017
Pk. 05.00, boat kami pun mulai bergerak menuju Pulau Padar. Perjalanan kami cukup jauh. Namun, pemandangan di Indonesia Timur ini, tak pernah membuat bosan atau terasa jenuh berada di boat. Saya tidak ingat secara persis kami sampai di Padar pukul berapa. Ketika sampai, saya langsung semangat untuk turun dan memulai trekking kecil untuk sampai di atas. Perjalanan cukup panjang, berbatu dan berpasir (so, hati-hati kalau mau turun, bisa tergelincir).
Ya, sampailah kami di destinasi terakhir kami - Pulau Kelor. Pulau ini kelihatannya biasa-biasa aja, ada Pantai (bisa snorkling), dan juga ada bukit kecil yang bisa di daki untuk melihat keindahan pulau ini dari atas. Berhubung ini destinasi terakhir, dan semangatku belum padam, saya bersama ABK mencoba untuk naik ke atas Pulau ini. Dann... tidak pernah ku sesali, capek-capek naik ke atas.
Aku bersyukur, aku orang Indonesia yang begitu kaya. Dan kalau ada kesempatan aku akan kembali lagi untuk menikmati. Eaaa, aku berharap bakalan bisa trip dengan dia. Eaaa, dia yang menyayangiku, dan alam Indonesiaku. HAHAHA.. Oh ya, untuk makanan selama trip disediakan oleh trip penyelenggara. Dan kokinya itu pria uey, masakan mereka mantap-mantap. Saya menghabiskan makanan masakan mereka dengan begitu lahap dan bahkan bisa nambah. Perut kenyang hatipun senang. Untuk rincian biaya yang saya keluarkan selama trip 22 - 29 Maret (Bali - LBJ) akan saya share ditulisan saya berikutnya. Terima kasih sudah mau membaca.
Foto korban penganiayaan selama di Bali dan Labuan Bajo.
*Foto-foto di atas diambil melalui kamera smartphone dan tidak di edit lagi.
<3
BalasHapusEdaaan..., nyok kita ke LBJ lagi. Pengen pisan euy melipir ke Timur Indonesia. 2018 belom ada agenda nih.
BalasHapus"Saya menghabiskan makanan masakan mereka dengan begitu lahap dan bahkan bisa nambah." - saya ingetin yah, emang dasar situnya aja yang demen makan. *kabuuuurrrrrr
Payoh, jangan wacana terus
Hapus