Yeahh.. Setelah 3 bulan lebih menunggu, hari yang ditunggu
akhirnya tiba juga. Seperti hari-hari pada umumnya, pagi itu saya terbangun
sekitar pukul 05.00, namun yang membedakan hari itu dengan hari-hari sebelumnya
ialah saya mencium bau pantai yang sudah begitu terasa. Yap, saya akan
berangkat ke Bali untuk ‘main air’. Yaelaah.. main air aja tapi persiapannya
niat banget sampai ngelist tempat
wisata yang akan saya kunjungi. (HAHAHA)
Day 1 – 22 Maret 2017
Jadwal keberangkatan saya hari itu, sekitar pukul 09.10.
Namun, karena begitu excited-nya,
pukul 07.00 saya sudah ngetem (kayak angkot) di bandara dengan perlengkapan
perang yang luar biasa. Dari Palembang, saya akan pergi bertiga dengan temanku
dan mamanya, namun mereka sudah berangkat lebih dahulu. Okay, tak begitu
masalah, kami janjian untuk langsung
bertemu di DPS saja. Oh ya, bukan hanya temanku dan mamanya yang menungguku di
bandara, ada seorang teman yang ku kenal dari Couchsurfing yang juga menungguku pada saat itu. Sebut saja namanya
Salmon.
Kurang lebih pukul 12.25 pesawatku tiba di Bandara Ngurah
Rai, dan aku mendapati temanku dan mamanya dengan setia menungguku disana. Lalu,
dimana temanku yang katanya juga ikut nungguin aku? Dia harus keluar lebih
dulu, karena ada urusan mendadak yang harus diselesaikan, dan rencananya dia
akan menyusul kami. Terjadi drama singkat ketika kami hendak keluar dari
bandara naik uber. Tak perlu dijelaskan panjang lebar cukup dikenang saja.
Pokoke dengan waktu yang cukup panjang, kami akhirnya dapat keluar dengan
perasaan deg deg serrrr.
Fifi - Mom - Me |
Bandara - Loft Legian Hotel - Pork Satay - Woo Bar - Made’s Warung
Oh ya, perbedaan waktu antara Palembang dan Bali selisih
sejam. Setelah sampai di penginapan, kami langsung check in di Loft Legian Hotel. Dan setelah selesai berberes, kami
langsung keluar cari makan oi, laperrr. Kami berjalan kaki kurang lebih sekitar
15 menit untuk sampai di tempat makan “Sate Babi Haram Bawah Pohon”. Rasa
satenya jelas berbeda dengan rasa sate haram yang ada di kotaku, disini satenya
pedas, dan uniknya bumbu rempah-rempahnya terasa sekali di lidah.
Setelah selesai makan, kami kembali lagi ke Hotel dan
bertemu dengan Salmon disana. Rencananya kami akan nongkrong cantik di Woo Bar,
dan ngobrol banyak disana. Sesampai disana dan banyak mengobrol, tak disangka
seharusnya dia berangkat ke Labuan Bajo esokan harinya, tapi di hari itu juga
dia me-reschedule tiketnya untuk
berangkat bareng sama kami. HAHHA.. Dia manusia pertama yang aku kenal, bisa
sefleksibel itu mengubah segala sesuatu dalam waktu yang cukup dekat.
Salmon - Me - Fifi |
Oke, lanjut.. Setelah ngobrol cukup banyak dan bertemu
dengan Wulan (teman CS Salmon), kami kembali ke hotel untuk berberes, dan
bertemu dengan mamanya temanku disana. Saat itu, waktu hampir malam, dan
perutku tentunya harus diisi.
Ntah aku salah memilih atau gimana, aku mengajak
mereka semua untuk makan malam di Made’s Warung yang katanya cukup recommend. Di sini aku memesan nasi campur khas Bali, ku pikir bakalan sesuai
ekspektasiku, tapi ternyata aku hanya menghabiskan 1/3 porsiku, rasanya begitu
sangat tidak cocok sama lidahku. Aku cukup kecewa, tapi ya sudaahlaahh dari pada
aku memaksakan untuk makan tapi tidak dinikmati kan sama aja nyiksa diri. Setelah
selesai makan kami putuskan untuk pulang dan beristirahat.
Day 2 – 23 Maret 2017
Loft Legian Hotel –
P. Sanur – Hidden Canyon Beji Guwang - Air
Terjun Kanto Lampo – Bukit Campuhan - Kresna
Masih bersama kami – Saya, Fifi, Mama Ff, teman Mama Ff, dan juga Salmon. Kami
memutuskan untuk keliling Bali di hari kedua menggunakan kendaraan roda empat
(sebetulnya aku lebih suka naik kendaraan roda dua sih), berhubung peserta
cukup banyak, kami memutuskan untuk menyewa mobil saja.
Sebelum bergabung dengan mama temanku, pk. 04.30, kami
bertiga sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke Pantai Sanur untuk mengejar
sunrise. Namun, nasib baik tidak selamanya datang. Di hari itu, kami yang sudah
rela bangun pagi dan jauh-jauh pergi tidak mendapatkan sunrise yang kami
impikan (mikirin dalam mimpi aja yak).
Setelah dari Pantai Sanur, kami kembali ke hotel menggunakan
gocar dan melanjutkan perjalanan kami ke Hidden Canyon Beji Guwang. Perjalanan
cukup jauh, dan sesampainya kami di tempat ini, suasana begitu sepi sekali,
seolah tak ada “tanda-tanda kehidupan”. Awalnya kami ragu untuk masuk, karena membawa
dua orang yang sudah tidak lagi muda, hehehe... Namun, setelah berdiskusi cukup
panjang lebar, akhirnya kami memutuskan untuk tetap masuk berempat, dan memulai
petualangan kami bersama dengan seorang guide
yang kenal betul setiap sisi tempat itu.
Bagi kalian yang suka tantangan, silakan berkunjung ke tempat ini, highly recommend.
Hari ini memang rencananya kami akan main basah-basahan,
dari Hidden Canyon Beji Guwang, kami melanjutkan perjalan ke Air Terjun Kanto Lampo.
Jaraknya cukup dekat, dan sesampai di tempat ini, kalian akan menemukan ketenangan
(gue aja kali yak). Mendengar suara gemericik air, saya tak sabar untuk segera
turun, namun tetap berhati-hati, jalanan cukup licin. Kalau kalian bosan main
di Pantai yang hanya gitu-gitu aja bolehlah injakan kaki kalian di tempat ini.
Oke, lanjut. Dari Air Terjun Kanto Lampo, kami mengejar waktu
untuk pergi ke Bukit Campuhan. Saat itu, cuaca kurang begitu mendukung alias
mendung untuk turun, namun kami tetap memutuskan untuk turun dan mulai berjalan
kaki menikmati keindahan alam di tempat ini. Belum sempat sampai di best view, hujan pun mulai turun,
akhirnya aku dan Salmon berbalik untuk berteduh. Sia-siakan ya, itulah akibat
gak sediakan payung sebelum hujan. HAHAHA.
Sebetulnya, kami masih ada satu list tempat yang akan kami kunjungi, namun dikarenakan cuaca kurang
mendukung, kami memutuskan untuk pulang dan menghabiskan waktu, tenaga dan juga
uang dengan berbelanja. Keenakan berbelanja, kami pulang sampai lupa makan. Oh
ya, di hari itu ada kejadian super duper yang tak akan ku lupa. Curhat dikit
bolehlah kali ya, hahaha.. Sepulang dari jalan-jalan, badan lelah kan ya, bukan
istirahat, aku malah di ajak berantem cukup hebat di hotel sama Fifi sampai
tengah malam (bingung juga, masalahnya apa, hahha). Capek berantem, perut laper
(belum makan), taaraaa… Salmon datang bak malaikat yang menolong bencana
kelaperan. HAHAHA, pk. 01.00, dia mengajak kami untuk keluar makan MCD di
seputaran Legian dengan menggunakan sepeda motor. Itu untuk pertama kalinya
saya ‘diculik’ tengah malem, dan di ajak makan (mata ngantuk, badan capek,
perut laper, komplitlah). Kami pikir aman-aman saja untuk naik motor bertiga,
gak pake helm, dan gak bawa STNK, di waktu yang sudah begitu larut, tapi
ternyata diperjalanan kami di stop polisi yang lagi melakukan razia. Bayangin
aja yak, ini kali pertama aku di stop di pinggir jalan karena melakukan
pelanggaran lalu lintas, di kota orang pula, mau jadi apalah. HAHAHA.. Akhirnya
dengan penjelasan panjang lebar, kami dilepas gitu aja, dan melanjutkan
perjalanan ke MCD. Kami duduk makan sampai kenyang, pulang bisa tidur pulas.
Day 3 – 24 Maret
2017
Loft Legian Hotel
– P. Tegal Wangi – P. Balangan – P. Pandawa – P. Melasti - P. Balangan
Yeay, hari ini tidak ada emak-emak yang ikut, khusus kaula
muda yang akan pergi mengexplore Bali
dengan sepeda motor, dan khusus kali ini pula, Salmon yang akan menjadi guidenya (asekkk, aku melok bae). Seteleh
selesai sarapan, sekitar pk. 11.00 kami mulai perjalanan kami ke Pantai Tegal
Wangi. Sumpah Bali puaaaanass banget, baru mandi dan keluar dari kamar langsung
kepanasan. Tapi panasnya cuaca di Bali hanya dapat membakar kulitku saja, tidak
untuk semangatku. Curhat lagi oi, hahaha..
Lagi-lagi, sebelum kami sampai di Tegal Wangi, kami di stop
oleh bapak polisi yang sedang bertugas saat itu. Loh kenapa lagi? Kami sudah
pakai helm, bawa STNK, dannn tidak bonceng tiga. Ternyata, Bapak Polisi ingin
berkenalan saja dengan Salmon yang membawa drone
yang dikira bom. Hahaha.. Yasudah, lupakan.. Kami lagi lagi di bebaskan. Karena
perut terasa lapar, kami pun mencari makan dulu di pinggiran. Setelah perut
kenyang hati pun senang, oke kami lanjutkan perjalanan dan akhirnya sampailah
kami di Pantai Tegal Wangi. Oh ya, Pantai di Bali begitu berbeda dengan pantai-pantai
yang pernah aku kunjungi di Sumatera. Ketika melihat deburan dan pemandangan
disini, membuat hatiku meleleh (indah pisan dan masih terawat dengan cukup
baik).
Puas nyantai di Tegal Wangi, kami melanjutkan perjalanan
kami ke Pantai Balangan. Sama seperti halnya Tegal Wangi, Pantai disini juga
tidak begitu ramai dan ini spot terbaik bagi pasangan yang ingin melalukan sesi
foto prewed. Awas yak, jangan sampai
baperan. HAHAHA.
Ini kulit kami, mana kulitmu? |
Sudah puas sesi foto, kami langsung cus ke Pantai Pandawa.
Pantai ini berbiaya masuk paling mahal dari pantai-pantai yang kami kunjungi
sebelumnya, dan suasananya gak banget, ramai …. pantainya juga biasa aja.
Tak berlama-lama kami disana, kami langsung beranjak ke
Pantai Melasti. Karena suasana hati sedang tak baik, kami hanya menikmati
Pantai di pinggiran saja, dan tak berlama-lama juga kami langsung memutuskan
untuk kembali ke Pantai Balangan untuk bermain air dan menikmati Sunset.
Pantai Melasti |
Pantai Balangan |
No caption |
Ini dia, yang sibuk telepon sampai kenyang-kenyang |
Puas bermain air, karena hari sudah malam, kami cepat
berbilas, dan pulang. Capek? Banget. Apa lagi yang ngeboncengin aku (Thanks Fi). Perjalanan pulang kami cukup
jauh, dan karena kami ‘keladasan’ berjemur, kulit gosong pun ga berasa, hanya tubuh
terasa lelah, dan mengantuk. Awalnya setelah sampai di Hotel kami berberes diri
dulu, lalu keluar lagi untuk cari makan. Tapi apa daya, temenku (Fifi) tak
sanggup lagi untuk mengendarai motor untuk cari makan (udah PEWE katanya,
hahaha...) Okay, aku mengerti, dan akhirnya hanya aku dan Salmon yang keluar
untuk mencari sesuap nasi, pengganjel perutku yang sudah kelaperan. Yak, kami
memilih untuk makan ayam gepuk. Di tempat ini, kami banyak sharing dan cerita tentang pengalaman kami masing-masing, dan
semakin kenal lebih dekat lagi setelah 2 hari jalan bareng. Untukmu Mr.
Fleksibel, terima kasih untuk sharingnya,
dan tak kebetulan kita punya begitu banyak kesamaan.
Day 4 – 25 Maret
2017
Packing - Check
out – Bandara
Tak banyak hal yang kami lakukan di hari ini. Kami harus check out, siap meninggalkan Bali dan
terbang ke Labuan Bajo. Sebetulnya agak berat meninggalkan kota ini, tapi apa
daya pesona Labuan Bajo sudah memanggilku. Jika masih ada kesempatan, aku akan
kembali lagi ke Bali, dan pergi ke tempat yang belum sempat aku kunjungi,
khususnya aku me-listkan Nusa Penida
di buku tujuanku. See you Bali, aku
bangga menjadi orang Indonesia.
Mau mudik kemana, Pak? |
Jadi Siapakah Mr. Fleksible itu??
BalasHapusKaulah itu, siapo lagi yang aku sebutke. Masak idak kenal samo yg di foto. Hahaha
HapusYohooow
BalasHapus