Sekilas tentang Argopuro
Bagi penikmat dan pecandu
ketinggian, tentu tahu atau pernah mendengar tentang Gunung Argopuro. Gunung
berapi non-aktif yang terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, cukup
dikenal sebagai gunung yang memiliki trek terpanjang se-Pulau Jawa dengan
keindahan savana, keasrian alam yang masih cukup terjaga dengan baik, beserta
indahnya Danau Taman Hidup. Tak hanya indah, panjang, dan luas, gunung Agropuro
memiliki tiga puncak tertinggi, yaitu Puncak Arca (Puncak Hyang), Puncak
Rengganis, dan Puncak Argopuro dengan ketinggian 3.088 mdpl. Tak hanya itu saja,
gunung ini juga tak lepas dengan cerita Rengganis yang melegenda. Konon
ceritanya, tempat ini dipakai sebagai tempat pengasingan seorang putri dari
kerjaan Majapahit yang dibuang ke Pegunungan Hyang Argopuro. Pastinya, semua
itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengiat alam untuk lebih
mengenalnya.
Ada dua jalur paling populer
dikalangan pendaki. Pertama adalah Desa Bremi yang terletak di Kecamatan
Krecil, Kabupaten Probolinggo, dan kedua adalah Desa Baderan yang terletak di
Kecamatan Sumbermalang. Walaupun akses ke Baderan lebih sulit dibandingkan
Bremi, jalur Baderan tetap lebih digemari pendaki, dibandingkan jalur Bremi. Kenapa?
Kalian akan menemukan jawaban sendiri setelah merasakan jalur lintasnya.
Singkatnya, jalur Baderan lebih banyak ‘bonus’nya, ketimbang jalur Bremi yang
langsung nanjak namun dekat dengan puncak. Pendakian kali ini, kami memutuskan
untuk lintas, naik dari Baderan turun ke Bremi.
Kalau mau kesini pakai transportasi apa?
Dari Jakarta kita bisa naik
pesawat atau kereta api tujuan Surabaya. Setelah sampai, kita bisa menaiki
transportasi umum menuju Besuki, dan dari Besuki kita bisa menumpang di truk
sayur, atau menyewa kendaraan untuk sampai di Baderan. Berhubung kami tak mau
repot, dan diburu waktu, sesampainya di Stasiun Surabaya Pasar Turi pukul
20.30, kami telah menyewa mobil untuk mengantar ke Desa Baderan. Waktu yang
ditempuh dari Surabaya menuju Basecamp Baderan kurang lebih memakan waktu 5 jam
perjalanan. Perjalanan yang cukup panjang itu, mengharuskan kami untuk segera
beristirahat agar memiliki kondisi tubuh yang prima untuk mulai pendakian pagi
harinya.
Berapa hari waktu yang dibutuhkan?
Dikarenakan jalur lintas yang
begitu panjang dan hendak bersantai-santai ria, kami memutuskan pendakian ini
akan berdurasi 5 hari 4 malam, dengan catatan :
#Day 1 - [ Baca : Dihajar Kesialan yang Bertubi ]
Baderan – Makadam – Mata Air 1 – Mata Air 2
(start 06.45 – 07.30 – 08.30 – 10.45) = 4
jam
#Day 2 - [ Baca : Hujan Kemarin Menyisakan Cerita untuk Hujan Hari Ini ]
Mata Air 2 – Alun-Alun Kecil – Alun-Alun Besar – Alun-Alun – Sungai Qolbu – Cikasur – Cisentor
(start 07.30 – 08.25 – 10.00 – 11.15 – 11.35 – 11.50 – 16.00) = 8.5 jam
#Day 3 - [ Baca : Akhirnya Sampai di Puncak Rengganis]
Cisentor – Rawa Embik – Sabana Lonceng
(start 07.45 – 10.00 – 11.50) = 4 jam
*Sabana
Lonceng ke Puncak Rengganis lebih kurang 20 menit.
*Sabana
Lonceng ke Puncak Argopuro lebih kurang 45 menit.
#Day 4 - [ Baca : Pesona Danau Taman Hidup ]
Sabana Lonceng – Cemero Limo – Danau Taman Hidup
(start 07.40 – 09.40 – 12.20) = 4.5 jam
#Day 5 - [ Baca : Kembali ke Peradaban Menuju Desa Bremi ]
Danau Taman Hidup – Desa Bremi
(start 08.00 – 12.00) = 4 jam
*Kalau mau dikebut 4 hari 3 malam bisa juga kok. Silakan rembukan sama kelompok .
Berapa budget yang
dikeluarkan?
Rp 450.000 Palembang
– Jakarta [Pesawat]
Rp 50.000 Bandara
Soekarno Hatta – St. Gambir [Damri]
Rp 10.000 St.
Gambir – St. Pasar Senen [Ojek]
Rp 170.000 St.
Pasar Senen – St. Sby Pasar Turi [Kereta Api]
Rp 500.000 St.
Sby Pasar Turi – Desa Baderan [Travel] / 3 orang
Rp 562.000 Logistik
/ 3 orang
Rp 315.000 Simaksi
Argopuro 4 hari 3 malam
Rp 280.000 Desa
Baderan – Mata Air 1 [Ojek] / 3 orang
Rp 500.000 Desa
Bremi – Terminal Probolinggo [Travel] / 10 orang
Rp 40.000 Terminal
Probolinggo – Terminal Bungurasih [Bus]
Rp 280.000 Terminal
Bungurasih – Terminal Pulo Gadung [Bus]
Rp 190.000 Biaya
Lain-Lain [Jajan, Makan, dll]
Rp
650.000 Jakarta – Palembang
[Pesawat]
Rp 2.439.000 Total keseluruhan
*Untuk biaya masing-masing orang bakalan berbeda,
jadi bisa dikira-kirain ajalah pengeluaran kalian.
Info dan Tips
1. Dari Mata Air 2 – Sabana Lonceng jalur banyak
‘bonus’, banyak savana membentang luas.
2. Lokasi camp terbaik di Mata Air, Cikasur, Cisentor,
Sabana Lonceng, Danau Taman Hidup. Kalau waktu tidak memungkinkan untuk
berjalan, silakan camp di lokasi terdekat.
3. Hindari trekking di malam hari jika hendak lintas dari
Sabana Lonceng ke Danau Taman Hidup, dan Danau Taman Hidup ke Desa Bremi
dikarenakan trek sangat terjal, kanan/kiri jurang.
4. Sumber mata air banyak, tidak perlu kuatir
kekurangan air. Sumber mata air yang paling baik berada di sungai Qolbu.
5. Sabana Lonceng adalah pertigaan menuju ketiga puncak, ada beberapa opsi
yang bisa diambil:
a. Jika tidak berencana camp di Sabana Lonceng,
silakan buat ‘tenda’ sementara untuk meletakan barang bawaan dan langsung naik
ke Puncak Rengganis lebih dahulu, lalu turun, dan naik lagi tanpa bawa carriel
ke puncak Argopuro dan Hyang, turun lagi ke Sabana Lonceng, melipir perbukitan
ke Cemoro Limo, atau
b. Jika tidak berencana camp di Sabana Lonceng,
silakan buat ‘tenda’ sementara untuk meletakan barang bawaan dan langsung naik
ke Puncak Rengganis tanpa bawa carriel, setelah turun, muncak ke Puncak
Argopuro dan Hyang bawa carriel, langsung lintas ke Cemoro Limo, atau
c. Yang terakhir dan sangat dianjurkan untuk camp di
Sabana Lonceng. Mau puncak kemana saja, kapan saja bisa, waktu lebih fleksible,
enak, dan lebih santai.
6. Pastikan logistik memadai untuk pendakian.
7. Pastikan tetap terjaga berjalan bersama kelompok. Dijalur
pendakian masih ditemui jejak kucing besar.
8. Pastikan fisikmu siap terlebih dahulu sebelum
memulai pendakikan, banyak berdoa, dan jangan lupa izin dari orang tua. Salam
lestari.
Komentar
Posting Komentar