Langsung ke konten utama

GUNUNG RINJANI (Part 2) : 3726 MDPL via Senaru - Perjalanan Sendu bikin Rindu

……
Puncakk… Secercah harapan, mengapai angan. Ya, cuaca saat itu cerah, dari puncak, kita bisa melihat dengan jelas deretan bukit-bukit, Gunung Agung yang ada di Bali. Setelah sesi foto-foto di puncak selesai, pukul 7, satu per satu dari kami turun menuju Plawangan Akhir, tempat dimana kami mendirikan tenda. Perjalanan turun dari puncak ternyata cukup terjal dengan medan yang aduhaaiiii, apalagi melihat letter E dari atas, ga ketulungan ngesot-ngesot di puncak. HAHAHA. Untungnya kami semua masih bersemangat dan punya tenaga ektra untuk melewati itu semua. Singkat cerita, setelah guling-guling, ngesot-ngesot juga, sampailah aku di tenda pukul 10-an. Perjalanan turun kurang lebih selama 3 jam di temani dengan pemandangan Gunung Barujari yang lagi ngebul, aduhaiii memanjakan mata, indah nian.






Setelah sampai tenda, kami beristirahat sejenak. Para pria menunjukkan trampilnya dengan memasak. Setelah makan, kami memutuskan untuk segera packing lagi dikarenakan kami berencana untuk menghabiskan dua malam di Danau Segara Anak.
Awalnya kami ragu, cuaca kurang begitu bersahabat, pertanda akan turun hujan, dan para ranger juga sempat menyampaikan pada kami : “bisa saja kalian turun tapi resiko sangat besar. Jikalau hujan, jangan turun, balik lagi ke Plawangan dan tendaan lagi disini. Disana rawan longsor.” Oke siap! Dengan pertimbangan cukup lama dan berat, kami memutuskan untuk pergi.

Perjalanan dari Plawangan Sembalun akhir hingga Danau Segara Anak berkisar kurang lebih 3 jam (tergantung cepat atau lambatnya). Jalur yang di tempuh dari Plawangan menuju Danau, uuedaaaaannn…. Trek turunnya bikin hati nyeeesss…. Batuannya cadas, dan pijakannya mengharuskan kaki ini benar-benar siap. #sambilpakeswallow #coleksekar . Aku saranin mending pakai sepatu ya guys, gua kapok, Sekar juga, batunya tajem oi, bikin kaki Sekar ampe darah.














Perjalanan kami saat itu cukup berkabut dan ditemani hujan ringan yang membuat kami harus berektra hati-hati untuk menuruni tebingnya. Dari jalan normal, hingga nurunin tebing, kudu manjat-manjat juga. Uhh.. lengkap sudah si Segara Anak. Beruntung saat itu aku ditemani oleh Tio yang begitu suabaarrrr.  


Akhirnya, langkah kaki kecilku menibakan kami diperhentian kala itu. Rasa syukur, lelah, dan butuh makanan menyambutku dengan riang. (Kebayang bukan perut keroncongan, cacing dangdutan?) Oh ya, Sebelum aku dan Tio sampai, sudah ada Jito, Dismor, Asep, dan juga Sigit yang telah sampai lebih dahulu. Sambil menunggu yang lain datang, mereka membagi tugas, Jito dan Dismor memasak, sedangkan Tio dan Sigit mendirikan tenda. Aku ngapain yak? Ngepetin tenda orang sebelah, ngerayuin mereka siapa tahu dikasih ikan gretongan. HAHAHAHA. Betul aja, berhasil! Dan ternyata, tetangga sebelah itu juga adalah anak-anak pendaki asli Palembang. Di Palembang tak pernah jumpa, ehh.. malah jumpanya di Segara Anak, kurang keren macam apa tu Rinjani? Buka lapak sampe maleemmm dah! Payoh digoyangke man uji wong Palembang tuh. LOL!


Satu jam kemudian… Sekar, Reza, dkk akhirnya sampai. Loh kok lama? Ternyata mereka jalan super lambat, ada accident juga, dan tak lupa sesi foto. #fotodiambildarisekar

Makan lagi makan lagi, ya begitulah kerjaan kami di gunung selama 4 hari. Makan, istirahat, nanjak, makan, istirahat, nanjak, ampek bosen-bosen dah tuh! Ya, setelah tenda selesai didirikan, kami mulai memasak dan beruntung, satu menu saya boleh hadirkan untuk mereka #bangganyaluarbiasabisamasakdigunung

Malam itu kami habiskan duduk di pinggir tenda, nyuput kopi, buat api unggun ala-ala, dan melihat bintang-bintang di langit yang begitu indah mewarnai malam kami. Setelah dirasa lelah, satu per satu dari kami kembali ke tenda dan beristirahat.
  
Minggu, 24 Desember 2017, Danau Segara Anak - Aiq Kalak
Berleyeh-leyehh cantik. Kami sengaja untuk tidak langsung turun hari ini, sengaja ngecamp semalam lagi di Danau Segara Anak dan menikmati indahnya alam yang disuguhkan. Ngecamp di pinggir danau itu asiknya pake buanggett, dan tentunya ini adalah pengalaman pertamaku. Selain bisa mancing emosi, eh mancing ikan, di kawasan Danau Segara Anak ini terdapat sumber air panas yang bisa kita samperin untuk basah-basahin badan. Berhubung sudah 4 hari ga mandi, dijabanin dah. Kami mencari sumber air panas itu yang katanya tidak jauh dari kami mendirikan tenda. Memang betul sih gak jauh, tapi karena kami salah ngambil jalur waktu turun, alhasil berasa berat banget, padahal kalau majuan depan dikit lagi, jalurnya landai kok, dasaaaaaarr nyusahin. HHAHAHA.






Puas bermain air, para pria yang demen mancing bisa mancing noh, bisa mandi dan berenang noh, pokoknya suka-suka elu dah. Hari ini kami memang meng-recovery total tubuh, males-malesan, supaya nanti besokannya pas turun, sudah fit semua kondisinya. Ya iyalah, gila aja dari maren maren, terus aja nanjak, istirahatnya juga cuma bentaran doank. Jadwal hari ini full istirahat, foto-foto gilakkk di pinggir danau, mancing mania, lalu mandi di Aiq Kalak.





































Memang betul, tendaan di pinggir danau itu syahdu, bikin rindu, dan rasanya segala kepenatan di luar sana seakan hilang. Terbukti, banyak pendaki yang rela camping berlama-lama, bahkan ada yang sampe beberapa hari. Kehabisan logistik pun gak apa-apa karena alam sudah menyediakan.

Senin, 25 Desember 2017, Danau Segara Anak – Plawangan Senaru – Pintu Senaru
Last day!!! Semalem kami bingung mau turun lewat mana, Sembalun lagi atau Senaru. Sembalun Senaru, Senaru Sembalun? Plakk!! Semalem kami banyak berdiskusi dengan pendaki lain, dan juga sempat menanyakan sama bapak porter. Kira-kira kalau turun lewat Senaru berapa jam sampai di Pintu Senarunya. Tak ada jawaban yang pasti menjawab pertanyaan beberapa rekanku. Dan berhubung ada para pendaki lain juga turun di waktu yang bersama, okeh! Kami putuskan untuk turun via Senaru bersama mereka pukul 8. Pukul 8 kami berangkat, dengan catatan dan harapan sore sebelum magrib kami sudah sampai di pintu Senaru. Konon katanya, jalur pendakian via Senaru ini cukup horror. Ya percaya gak percaya aja sih, karena siapa tahu dan mengerti bahwa ada dunia lain di luar sana.
Yaaa, setelah makan, kami mempacking ulang dan siap untuk turun. Oh ya, aku berterima kasih untuk Janoko dan Sigit, sudah begitu setia dan rela bangun jam 2 untuk memasak bekal dan serta amunisi yang akan disuntikan pada kami supaya kuat turun. Tak lama, aku, Jito dan Dismor juga ikut membantu dalam gelutnya mereka memasak kala itu. Yahhh! Apa yang ada dimasakin aja dah, enak gak enak urusan belakang yak, yang penting perut keisi aja dah!
Packing! Packing!

Tepat pukul 8 pagi, setelah kami selesai makan dan packing, kami dan beberapa pendaki lain siap meninggalkan danau. See you Segara Anak, kau beserta kenangan akan selalu kami rindukan. Oh ya, kami naik bersepuluh, turun berenam belas bersama dengan anak pendaki asal Palembang dan Lampung, yoyoyoyoyo!
Danau Segara Anak – Plawangan Senaru
Perjalanan dari danau menuju Plawangan Senaru, kita mulai dengan menyisiri danau dengan cukup indah dan landai nian. Setelah itu, jalurnyaaaaaa…. bikin nangis ndess! Kita bisa mendaki kayak spiderman. Jalur menuju Plawangan Senaru, gak pake bohong memang indah, karena sepanjang perjalan kita akan disugguhi oleh pemandangan Danau Segara Anak yang warnanya begitu memukau, tapi jalurnya juga bikin nyiksa ndess, bikin nangis, dan bikin gua ampir gila. KERASSS BAH!

Setelah berjibaku kurang lebih 1 jam, kita akan menemukan banyak batu yang berserakan. Disini kami beristirhat cukup panjang. Setelah beberapa tapak kaki melangkah, perjalanan rock climbing di mulai. Sebelum benar-benar sampai Plawangan Senaru, kita bakal menyusuri tebing, melewati tangga yang dibuat secara permanen dengan kanan kiri jurang, tanjakannya juga aduhaiii banget.





Tepat pukul 1.30 siang kami semua tiba di Plawangan Senaru. Jalur menuju Plawangan Senaru memang ajibbb gile, apalagi pas udah sampe Plawangan Senaru, pemandangannya? Behhhh! Bukan maen.



Plawangan Senaru – Pintu Senaru

Dari Plawangan Senaru, jalurnya sudah mulai menurun terus, dan asik. Kita akan melewati bukit-bukit, lalu masuk hutan Senaru. Ditemani hujan gerimis, sampai hujan beneran kami terus melangkahkan kaki kecil kami perlahan untuk tiba di pos 3. Beruntung, dan dengan setia, Jito telah menunggu kami disana. Oh ya guys, di pos 3 ini terdapat sumber mata air, jadi kalau kalian kehabisan air, bisa di-refill di mari.

Pos 3 penuh kenangan tersendiri untukku, ditemani hujan yang begitu deras, dingin, lapar dan haus yang mulai terasa, Jito membuka nasi yang sudah ia bawa dari Danau Segara Anak, dan akhirnya kami makan disana. Sembari Reza dan Putra pulang mengambil air, ada seorang pendaki lain menawarkan sebungkus salt cheese. Dengan girang kami menerimanya, dan mulai mengecap akan enaknya snack peneman nasi kornet ala-ala kala itu. Haruu… ditemani hujan, air mata tak sengaja membasahi pipi, hatiku berasa sesak, sampai aku tak mengerti lagi. Aku begitu bersyukur saat itu. Di tengah hidup dan hiruk pikuk kehidupan normalku, aku bisa membeli apa saja dengan uangku. Tapii, sekali lagi gunung mengajari aku dengan caranya untuk bersyukur. Dengan makanan seadanya, air yang ada (air hujan bahkan), kondisi yang teramat sulit, haruslah tetap dilewati. Uang tak ada gunanya, kesombongan akan mati olehnya. Yap, alam sudah menyediakan untuk kita segala sesuatu, tinggal kita memilih maukah bersahabat dan menyambutnya dengan hangat?
Rasa haruku, tiba-tiba berubah saat aku melihat, Jito lari-lari bawa gallon untuk diisi air.
Reza : ‘Tok, lu kenapa?’
Jito: ‘Gak, gak! Gua gak mau turun, kampr*t gua dikejer ama monyet.’
HAHAHA! Kami ngakak ga ada habisnya. Dan Jito pun segera berberes meninggalkan kami dengan segera.
Setelah cukup makan dan beristirahat, aku, Reza, Putra, Tio, dan Sekar akhirnya meneruskan perjalanan. Kami tidak ngebut seperti Jito, Asep, Sigit, Dismor dan juga Janoko, langkah kaki kami begitu pelan dan pasti. Perjalanan menuju pos 2 dari pos 3 cukup panjang ditambah hujan deras mengguyur tubuh lemah kami. Tak ada istilah lelah, sampai di pos 2 pun, aku tak juga istirahat dan langsung meneruskan perjalanan sampai ke Pos 1.
Setibanya kami di pos 1, kami istirahat sejenak, dan disini kami bertemu dengan para porter dan bertanya berapa lama lagi kami akan sampai di pintu Senaru. Semangatku tiba-tiba terbakar, dan tak lama-lama beristirahat, aku dengan segera menuruni dan menyurusi hutan tersebut tanpa henti, disusul oleh Tio untuk segera tiba di pintu gerbang Senaru.



Saat gate Senaru mulai terlihat jelas, betapa bahagiannya aku. Disambut oleh teman-teman yang sudah sampai lebih dulu dan bisa turun dengan selamat adalah sebuah hadiah terindah. Di sini ada sebuah warung, setibanya aku di Pintu Senaru, langsung saja aku memesan kopi untuk diminum. Tak berlama-lama beristirahat, kami langsung turun menuju basecamp Senaru dan bermalam disana. Gratis tanpa bayar, plus Ibu Bapaknya juga baikkk bangett yang mengizinkan kami nginep disana.













Esokan paginya, aku, Reza, dan Tio melanjutkan perjalanan ke Lombok (explore), sedangkan teman-teman yang lain tetap bermalam satu hari lagi disana. Sayonara teman, sampai berjumpa lagi di puncak berikutnya. Sampai jumpa juga Rinjani berserta kenangannya.


-End-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GUNUNG RAUNG : Perjalanan Menggapai Puncak Sejati - 3344 MDPL

Raung, 3344 MDPL I'm coming!!! Pucuk dicinta ulampun tiba. Gayung bersambutlah pokoknya! Cerita kali ini bisa dibilang kebanyakan drama, namun sangatlah menyenangkan. Kenapa enggak, keinginan awak beberapa tahun silam akhirnya kesampean, baca nih -> K E S A M P E A N.  Rasa penasaranku begitu menggebu, nancap sampai ulu untuk menunggu moment itu, akhirnya terealisasi. Moment opo toh neng? Ya... Pokoke berhasil muncak dan megang plakat Mt. Raung yang dikenal sebagai gunung yang memiliki trek paling ekstrem se-Pulau Jawa. Sebelum menceritakan detail perjalananku, aku ingin sodara-sodari kenal akan gunung ini. Raung... Secara administratif, kawasan gunung Raung termasuk dalam wilayah di tiga kabupaten yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Dan secara geografis, lokasi gunung Raung berada dalam kawasan komplek Pegunungan Ijen, dan dinobatkan menjadi gunung yang memiliki puncak paling tinggi dari gugusan pegunungan tersebut.  Raung sendiri memiliki 4 titik puncak, yaitu

Budget Traveling Palembang - Bali sampai ke Labuan Bajo

Untuk postingan kali ini, saya akan merincikan biaya yang saya keluarkan (pribadi) untuk dua tempat wisata ini. Biaya jalan-jalan ini kurang lebihnya terdiri dari : 1. Biaya transportasi  : a. Pesawat Palembang - Bali b. Pesawat Bali - Labuan Bajo c. Pesawat Labuan Bajo - Palembang d. Trasportasi ke Bandara 2. Biaya Inap Hotel a. Hotel di Bali b. Hotel di Labuan Bajo 3. Biaya Sailing 3D 2N 4. Biaya Lain-Lain a.  Biaya Makan / Kuliner b. Tempat masuk wisata b. Transportasi di Bali dan Labuan Bajo c. Tips ABK 4. Oleh - Oleh ( optional ) 1. Biaya Transportasi a. Pesawat Palembang - Bali (Garuda) 22 Maret 2016 - Rp 900.000,- Untuk pergi ke Bali, ada begitu banyak pilihan maskapai penerbangan. Saya lebih memilih untuk naik pesawat ketimbang jalur darat (ngeteng) dengan alasan ya Sumatera dan Bali itu jauh sekali oi.. Berhubung saya sudah merencanakan dan membeli tiket PLM - DPS 3 bulan sebelum (Desember), saya mendapat harga tiket jauh lebih mur

RAJA AMPAT : Serpihan Keindahan Surga yang Jatuh ke Bumi (PART II : MISOOL ISLAND)

Misool Island!!! Sebuah destinasi yang "katanya" paling wajib dikunjungi kalau berkunjung ke kawasan wisata Raja Ampat. Dan "katanya" lagi,  keindahan alam bawah laut dan  landscape yang ditawarkan di kepulauan Misool begitu berbeda indahnya, melebihi keindahan Kepulauan Wayag atau pun Piaynemo. Pada waktu dan kesempatan kali ini, masih dengan tim yang sama, setelah dikurang dan ditambah dengan beberapa orang yang berbeda, terkumpullah 17 orang yang memiliki tujuan yang sama, ingin menjelajah kepulauan Misool. Yappp! S etelah rehat 2 hari dari menjelajah  Kepulauan Wayag & Piaynemo , kini tiba saatnya aku dapat melihat keindahan Kepulauan Misool secara langsung. Rasa bahagia begitu nyata mewarnai hariku saat itu. Senin, 15 Maret 2021 (PELABUHAN MARINA SORONG - KAMPUNG PULAU KASIM - KAMPUNG HARAPAN JAYA) Pk. 09.00 WIT,  Meet up at Marina Sorong Port "Hari ini kita ketemu di Pelabuhan Marina, Sorong, ya."  .... Siapp! Ku packing -kan   seluruh bawaanku,